Pagi ini saya sempat mendengarkan perbincangan di radio mengenai penghapusan mata pelajaran bahasa Inggris untuk pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Indonesia. Alasannya adalah dengan adanya pelajaran bahasa Inggris membuat anak menjadi tidak fokus belajar bahasa Indonesia. Saya sendiri mempertanyakan apakah itu benar, kemudian menemukan artiketl-artikel berita berkaitan dengan itu, ternyata benar. Kasus ini masih belum pasti, masih ada pihak pro dan kontra. Pihak yang pro mengungkapkan bahwa bahasa Inggris terlalu berat sehingga anak cenderung lebih mengutamakannya daripada mata pelajaran lain. Pihak kontra mengatakan bahasa Inggris penting dalam dunia internasional. Masalah ini kompleks, karena dapat berdampak dalam berbagai aspek.
Anggap keputusan itu dilaksanakan. Jika pelajaran Inggris tidak ada, sisi positifnya murid dapat lebih berfokus pada mata pelajaran lain sesuai harapan pada kasus ini. Terdapat pula kemungkinan nilai-nilai murid akan meningkat, karena mereka lebih mudah mencerna materi dengan bahasa Indonesia. Sisi negatifnya, murid akan kehilangan kesempatan untuk belajar dan mengasah keterampilan berbahasa Inggris sejak dini. Apabila keterampilan itu baru akan diperkenalkan ketika menduduki Sekolah Menengah Pertama (SMP),tentu akan menimbulkan masalah adaptasi. Seseorang yang terbiasa dengan pola DM (diterangkan-menerangkan) harus berpikir sebaliknya, tentu membutuhkan proses. Ditambah lagi harus menghafal sekian banyak jenis kalimat, tata bahasa, dan perbendaharaan kata. Tentu bukan proses yang mudah bukan?
Suatu masalah belum tentu disebabkan hanya oleh satu faktor saja. Dalam hal ini faktor itu adalah bahasa Inggris. Saat saya mendengarkan radio terdapat fakta bahwa setiap kali ujian nilai terendah selalu bahasa Indonesia, sehingga hal ini menjadi asumsi bahasa Inggris membuat anak tidak fokus belajar bahasa Indonesia. Belajar bahasa tidak sama dengan belajar matematika, ekonomi, fisika, atau pelajaran lainnya. Pelajaran bahasa apapun dipelajari teorinya dan dipraktekkan dalam bentuk percakapan atau tulisan. Apabila tidak terbiasa berbahasa Inggris, tentu hasilnya juga tidak akan sebanding. Sama halnya dengan bahasa Indonesia, apa yang kita pelajari juga tidak akan sia-sia jika dipraktikkan. Jaman sekarang bahasa Inggris menjadi bahasa internasional bukan? Buku-buku kuliah pun hampir semuanya berbahasa Inggris, apa yang terjadi jika kita tidak menguasai bahasa Inggris dengan baik?
![]() |
Anak akan bingung jika belajar 2 bahasa terlalu dini |
Bukanlah hal mustahil jika kedua bahasa itu dapat berkembang dengan baik dalam diri seseorang. Sebelum belajar bahasa asing, sebaiknya individu menguasai bahasa ibu terlebih dahulu. Setelah itu baru belajar bahasa asing. Apabila dijalankan bersamaan, anak akan bingung dengan bahasa apa dia harus berbicara. Hukum yang sama pun tetap berlaku. Kedua bahasa yang dipelajarinya tetap harus dipraktikkan agar keduanya dapat dikuasai dengan baik. Penjelasan itu saya dengar saat saya mendengarkan penjelasan narasumber di radio. Jika diperhatikan lebih lanjut, jika keduanya dapat berjalan dengan baik seperti itu bukankah murid akan lebih merasakan manfaat belajar? Dia akan mampu belajar dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing, sehingga pintu ilmu pengetahuan juga terbuka lebar untuknya. Buku-buku berbahasa Indonesia maupun berbahasa asing tidak menjadi masalah baginya apabila dia mampu menguasainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar