Senin, 31 Desember 2012

Semarak Pergantian Tahun

      Akhirnya tahun 2012 ini berakhir dan menjadi tahun 2013. Malam pergantian tahun kali ini Jakarta diguyur hujan deras pada sekitar jam 7 malam hingga jam 8 malam. Kalau berdasarkan pendapat orang Tionghoa, hujan bukan sesuatu yang menghambat acara pergantian tahun. Hujan diartikan sebagai turunnya rejeki dari langit. Apabila hujan turun pada saat pergantian tahun, semoga di tahun ini Indonesia akan berlimpah rejekinya...


     Di Jakarta diberlakukan "Car Free Night", yaitu ditutupnya jalan M.H. Thamrin di Jakarta. Di beberapa titik pada jalan ini didirikan panggung-panggung untuk acara pergantian tahun. Berbagai pertunjukan musik, tari, dan kembang api pun juga diselenggarakan. Konsekuensinya, kendaraan-kendaraan tidak diperbolehkan memasuki area ini karena acara sedang berlangsung. Fenomena ini diliput oleh berbagai stasiun TV, sehingga penonton yang ada di rumah dapat menyaksikannya. Selama acara ini berlangsung, area dipenuhi oleh lautan pengunjung. Meskipun hujan, mereka tetap semangat untuk menikmati acara tersebut sambil memegang payung. Para pengisi acara juga tidak kalah semangat, mereka tetap menyajikan performa yang terbaik bagi para pengunjung. Gubernur DKI Jakarta - Joko Widodo pun menyempatkan hadir di acara tersebut. Hadirnya Beliau mengundang antusiasme dari para pengunjung, alhasil acara pergantian tahun ini semakin semarak saja.
       Momen yang selalu ditunggu tiap akhir tahun adalah saat-saat memasuki thun baru. Di setiap belahan dunia termasuk Indonesia menghitung mundur dari 10 sampai 1, kemudian kembang api pun dilontarkan ke langit. Langit malam yang gelap habis diguyur hujan kembali diwarnai dengan indahnya kembang api yang mengusir udara dingin dan gelapnya malam. Ternyata beberapa kota memang sangat antusias untuk merayakan tahun baru, mereka juga mengadakan festival kembang api. Seakan-akan mereka berlomba-lomba untuk memberikan pertunjukan yang terbaik di akhir tahun ini. Memang benar festival kembang api umumnya tidak berlangsung sampai satu jam, yang penting bukan kembang apinya tetapi maknanya. Pergantian tahun tentu  disertai pembaharuan diri berupa komitmen dan keinginan untuk tahun berikutnya. Sesuatu yang baru disambut dengan meriah, dengan festival kembang api. Semoga apa yang kita impikan untuk tahun 2013 ini akan terwujud dan kita akan mampu menjalani komitmen-komitmen yang sudah kita buat. Hanya kita yang memiliki potensi untuk membuat diri kita lebih baik, biarlah potensi itu keluar seperti halnya pancaran warna kembang api. Diri kita yang baru akan mengubah dunia kita dengan warna yang baru. Happy New Year 2013^^

..
baby, you're a firework
come on, let your colors burst
make 'em go, oh
you're gonna leave 'em falling down

boom, boom, boom
even brighter than the moon, moon, moon
boom, boom, boom
even brighter than the moon, moon, moon

~ Firework - Katy Perry

Jumat, 28 Desember 2012

Shoppingvaganza

     Diskon di akhir tahun tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak toko yang memberikan diskon besar-besaran untuk menarik para konsumen. Ditambah lagi maraknya penggunaan kartu kredit yang menambah keinginan berbelanja alias shopping. Akan tetapi bagaimana kita mudah tergiur dengan diskon? Apa yang menyebabkannya?
Shopping boleh-boleh saja, tetapi perlu dikontrol
     Sebagai seorang penjual barang/jasa, tentunya punya kecenderungan "melihat peluang" dalam berbagai situasi, misalnya akhir tahun. Menjelang tahun baru, ada keinginan "tahun baru, semua serba baru" Pakaian baru? Sepatu baru? Tas baru? dan lain-lain. Ini dapat dimanfaatkan untuk menjual barang-barang tersebut dengan diskon. Ada konsumen yang mudah tergiur dengan diskon (suka mencari peluang). Ketika muncul diskon, dia bergegas ke toko dan shopping tanpa berpikir panjang. "Mumpung diskon 50% nihhh, kapan lagiiii?? Serbuuuuuuuuuu!!!!" Itulah yang terjadi. Terdapat tipe iklan yang mendorong konsumen untuk bergerak cepat (untuk konsumen yang tidak suka berpikir lama sebelum membeli). Contohnya, "SALE 50% 1 hari." Toko pun langsung dipenuhi konsumen yang ingin berbelanja. Apalagi tipe konsumen itu adalah si pencari peluang tadi. Lengkaplah sudah, si pencari peluang dapat peluang, akhir ceritanya diskon masih ada di hari-hari berikutnya, The End, happy forever & ever.
     Selanjutnya, bagaimana hubungan kartu kredit dengan semua ini? Kartu kredit memungkinkan konsumen berbelanja, meski tidak memiliki uang.  Kondisi ini memicu para konsumen untuk dapat berbelanja besar-besaran pada saat diskon. Hati-hati, jangan sampai kita kena jebakan-jebakan Batman ini... Ingin berbelanja? tentu boleh. Di sini terdapat sebuah tips sebelum berbelanja. Golongkan mana yang menjadi kebutuhan, pelengkap, dan barang mewah.  Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan untuk hidup, misalnya sandang-pangan-papan-pendidikan. Sedangkan barang-barang pelengkap (sabun mandi, handphone, dsb.) dan kebutuhan akan barang mewah (TV, radio, lampu kristal, Nintendo 3DS, dan lain-lain). Pertimbangkanlah juga biaya untuk keperluan mendadak (uang untuk berobat misalnya) dan biaya-biaya hidup (biaya listrik, biaya air, dan lain-lain). Setelah menggolongkan, belilah barang-barang yang paling dibutuhkan terlebih dahulu. Terakhir baru beli barang-barang mewah, sehingga kebiasaan berbelanja "overdosis" dapat dikontrol. Semoga bermanfaat.

Kamis, 27 Desember 2012

Perfeksionis?

    Setelah sekian lama menunggu akhirnya datang juga satu umpan balik mengenai blog ini dari seorang teman. Dia bilang, "Gue salut sama tata bahasa lu. Rapih banget (ya iyalah, kalo bukan gitu bukan MR.PERFEK namanya). Tapi maaf ya, saking rapihnya jadi baku. Karna baku jadi susah dipahami. Alhasil jadi bosenin. strateginya biar jatohnya ga bosen lu masukin cerita dengan bahasa baku." MR.Perfek?? Perfeksionis? Oh My God, cuek begini dibilang perfeksionis... Perfeksionis dari Hongkalikong?!

    Sebenarnya bukan dia saja yang bilang saya ini perfeksionis, hampir semua teman berkomentar demikian. Nih, sekarang saya kasih contoh komentar-komentar kalau misalnya saya perfeksionis:
  1. "Aduhhh, ini masih salahh... coba benerin lagi..." (padahal cuma kurang huruf besar dan tugasnya sudah diprint dan akan dkumpul)
  2. "Ya ampuunn, bisa kerja ga sih? bersihin lagi." (sedikit noda di baju yang tidak dapat hilang)
  3. bla bla bla...
Kata kuncinya itu seseorang yang perfeksionis tidak mentoleransi adanya kesalahan. Dia juga menetapkan standar yang sangat tinggi untuk dirinya sendiri, tanpa sadar standar itu juga diterapkan pada orang lain. Itulah sebabnya dia meninggalkan kesan "perfect" (sempurna) dan dibilang perfeksionis.
     Kembali lagi ke kasus yang pertama. Kalau dibilang perfeksionis sebenarnya saya hanya punya kecenderungan saja. Untuk tugas-tugas di kampus saya kurang  menuntut anggota kelompok saya agar sesuai dengan standar yang saya mau. Tergantung standar mereka secara keseluruhan seperti apa, saya ikuti. Itu anak orang BUKAN robot! Robot dapat diatur  sesuai yang kita mau, kalau orang memiliki karekateristik sendiri. Kalau terlalu dipaksa itu sih penganiayaan.... Lantas apa makna "Bhinneka Tunggal Ika" yang ada di Indonesia? Keberagaman harus dihargai, termasuk keberagaman karakter seseorang, bukankah demikian?
     Saya hanya perfeksionis dalam satu bidang saja, yaitu seni rupa. Di dalam ciri estetika seni rupa ada istilah "unity" (kesatuan). Kesatuan dapat dicapai dengan menyelaraskan warna, gambar, garis, dan lain-lain sehingga tampak harmonis. Kalau satu komponen tidak selaras otomatis itu seakan-akan "mengiritasi" pandangan kita. Jadi saya berusaha semaksimal mungkin agar karya seni yang saya buat tetap tampak harmonis. Sekarang apa jadinya kalau dalam bidang psikologi saya juga perfeksionis? Kasihan kliennya kalau saya jadi psikolog. Dengan kepribadian perfeksionis seorang psikolog, mungkin klien dibentuk sampai sesempurna yang dia bayangkan. Intinya yang harus diobati bukan kliennya, tetapi psikolognya. Itulah salah satu kegunaan psikologi, berobat jalan, hehehe.

Senin, 24 Desember 2012

My Wish for Christmas


Ketika ditanya, "Natal itu apa?" Natal itu adalah kasih, Natal itu damai, Natal itu cinta, dan lain-lain. Setiap dari kita memiliki jawaban yang berbeda-beda untuk pertanyaan ini. Setiap dari kita juga memiliki harapan-harapan yang berbeda saat hari Natal 25 Desember. Umat-umat Kristiani pun datang ke Gereja untuk melakukan Ibadah Natal dan merayakan hari Natal.

   Pada tahun 2012 ini, hari Natal di Indonesia juga bersamaan dengan banjir dimana-mana. Ketika menonton berita di televisi, beberapa wilayah di Indonesia dilanda banjir sampai ketinggian air 1,5 meter. Hal ini ternyata tidak menjadi hambatan bagi masyarakat Indonesia yang hendak menjalani Ibadah Natal. Meskipun di bagian dalam Gereja masih  dibanjiri air genangan, peralatan untuk natal terendam air, perlengkapan natal menggenang dimana-mana, dan lain-lain ternyata masih ada jemaat yang datang ke sana untuk beribadah. Selain itu juga ada jemaat yang tidak datang ke Gereja dikarenakan jalan raya pun terhambat oleh banjir. Merayakan Natal di Gereja dan di rumah tentu berbeda suasananya. Saat di Gereja kita dapat menikmati kebersamaan dengan jemaat-jemaat lainnya. Merayakan Natal di rumah membuat kita dapat menikmati kebersamaan dengan keluarga. Selain hari Natal sebagai hari lahirnya Isa Almasih, ternyata hari ini juga merupakan hari lahirnya kebersamaan bagi siapapun yang merayakannya. Kebersamaan itu senantiasa akan memperkuat tali persaudaraan di antara kita, sehingga di hari-hari ke depannya kita akan lebih saling memahami satu sama lain. Sangat bermakna bukan?
      Hari Natal kembali mengingatkan saya semasa TK-SMA, sejak kecil saya sudah berada di lingkungan yang beragama Kristen. Pada saat itu kami melakukan kebaktian Natal dan merayakannya di sekolah bersama para guru dan orangtua, serta teman-teman. Saya memang bukan orang yang beragama Kristen, tetapi saat berada di sana saya juga merasakan kebersamaan yang terjalin selama acara berlangsung. Melakukan kebaktian bersama, menyanyikan lagu Natal bersama-sama, menyaksikan acara Natal yang disajikan oleh panitia, saling mengucapkan "Selamat Natal", dan sebagainya. Ketika saya SMP saya terkejut karena ada seorang guru seni rupa yang mengajak saya dan teman-teman untuk menjadi panitia dekorasi perayaan Natal. Selama ini kemampuan saya dalam seni memang ada pada seni rupa dan tidak memiliki kompetensi yang cukup pada seni lainnya, saya pun menerimanya dan bergabung dengan panitia dekorasi. Setidaknya salah satu cita-cita saya terwujud pada hari Natal SMP, saya ingin menggunakan kemampuan saya dalam seni rupa untuk menyalurkan rasa gembira bagi yang melihatnya. Di dalam kepanitiaan kami memang memiliki banyak sekali pekerjaan, mulai dari mengerutkan kertas untuk membuat kesan salju, membuat boneka salju, memasang dekorasi di langit-langit panggung, dan masih banyak lagi. Kami merasa senang dengan semua itu, ternyata perasaan senang itu membuahkan karya yang dapat membuat yang melihatnya juga merasa senang.
     Cara merayakan hari Natal dapat berbeda-beda, tidak hanya identik dengan Ibadah dan pesta Natal. Kita dapat melakukannya juga di luar Gereja, atau bahkan menjadi panitia perayaan Natal itu sendiri. Semua itu tentu akan menjadi makna tersendiri bagi kita. Kita yang mengalami, kita pula yang merasakan. Warnailah hari ini dengan sukacita dan damai sejahtera untuk menambah keindahan hari Natal ini. Saya pun juga ingin mengucapkan "Selamat Hari Natal dan Tuhan Memberkati" pada yang membaca blog ini. Semoga ketika membaca blog ini, Anda juga terinspirasi untuk menikmati hari Natal baik di Gereja maupun di rumah atau dimanapun Anda berada,^^

Kamis, 20 Desember 2012

Pelajaran Berharga

     Akhirnya selesai juga kuliah semester ke-5 ini. Rasanya benar-benar lega bisa menyelesaikan seluruh ujian dan tugas-tugas kuliah yang sangat banyak dan berat. Rintangan terbesar semester ini adalah kembali melakukan penelitian  secara berkelompok dalam satu semester. Meskipun ini penelitian kecil, tentu tidak mudah untuk menjalankannya, apalagi bagi seseorang yang masih belum terbiasa. Salah satu hal terpenting dalam tugas kelompok adalah koordinasi antara anggota. Apabila koordinasi berjalan dengan baik, tugas dapat selesai tepat waktu dan memuaskan. Jika koordinasi itu buruk, mungkin saja tugas tidak selesai tepat waktu dan tidak menjadi seperti apa yang diharapkan. 
     Oleh karena begitu banyaknya tugas dan ujian, maka penelitian ini dirancang lebih awal agar dapat lebih cepat menyelesaikannya. Ketika kelompok sudah mulai menjalankannya, tiba-tiba ada salah satu teman sekelas yang meminta untuk masuk ke dalam kelompok. Dia memberikan alasan disuruh oleh dosen untuk bergabung dengan kelompok lain, sehingga kelompok menerimanya dan memberinya tugas-tugas. Setiap tugas yang diberikan tidak pernah selesai tepat waktu, akibatnya seluruh kinerja kelompok terhambat karena ulahnya, Selesai terlambat tidak masalah, tetapi saat melihat hasil kerjanya seakan-akan separuh nyawa melayang, hampir tidak ada yang dapat dikatakan ketika melihat kinerjanya. Bahkan tugas-tugas lainnya pun tidak dikerjakan, sehingga anggota kelompok lainnya terpaksa menggantikannya. Sebut saja namanya Mr.X. Hanya ada pilihan tugas selesai atau tidak dan mau lulus atau tidak. Ketika ditanya mengapa tidak mengerjakan, dia pun berbohong dengan memberi alasan lain dan seakan-akan mengadu domba anggota-anggota kelompok. 
    Untungnya sudah terjalin hubungan yang baik antaranggota, jadi tidak langsung tersulut emosi. Berkat kerja keras dan keringat seluruh anggota, akhirnya tugas itu selesai pada waktunya. Semua anggota kecuali si Mr.X itu berpikir perkara sudah selesai, saatnya melanjutkan hidup. Beberapa hari setelah pengumpulan tugas, dosen menelpon seorang anggota kelompok untuk mengkonfirmasi siapa saja anggota kelompok dan siapa saja yang bekerja. Nah, perkara baru pun muncul. Ternyata ada salah seorang kakak kelas yang mengaku sekelompok dengan Mr.X, itu berarti sekelompok dengan kelompok tadi. Hm... sejak awal dia tidak meminta sekelompok, berkomunikasi juga tidak pernah, masih berani "menumpang nama" dan TIDAK bekerja sama sekali? Sudahlah tidak perlu dipikirkan lagi, semester ini sudah selesai. Cukup jadikan ini pelajaran untuk ke depannya. Lain kali kalau ada yang minta sekelompok, kelihatannya harus observasi perilaku kerjanya dahulu ditambah wawancara orang-orang yang pernah sekelompok dengannya. Kalau perlu berikan dulu USM (Ujian Saringan Masuk). Dengan demikian, kita dapat melakukan tindakan pencegahan (menyiapkan strategi spesial untuk siapapun seperti mereka berdua) atau P3K (Pertolongan Pertama Pada Kelompok alias plan B). Jangan lupa juga hubungan dengan para anggota kelompok juga harus dijalin dengan baik agar dapat saling percaya.