Sabtu, 12 Januari 2013

"Bosan" di Tempat Kerja

Pernah merasa bosan saat sedang bekerja? Sesuka-sukanya kita dengan pekerjaan selalu ada satu titik dimana kita merasa jenuh, tidak dapat berpikir, atau tidak mempunyai ide. Biasanya muncul kata-kata "Lagi buntu nih otak gue, lagi ga bisa mikir." Kalau yang disebut "tempat kerja" beberapa yang terbayang lagi-lagi kantor dan perusahaan. Sebenarnya aktivitas "kerja" tidak hanya itu, bahkan konteks kuliah, rumah tangga, sekolah, dan lain-lain pun juga dapat dikatakan kerja. Alasannya, pada setiap konteks itu memungkinkan seseorang melakukan aktivitas, sehingga dapat dikatakan sebagai konteks kerja.

     Saat sedang bosan, secara tidak sengaja kita meninggalkan pekerjaan. Kedua mata hanya menatap pekerjaan, tetapi tidak memahami apa yang dilihat alias "melamun" atau "bengong". Ketika ditanya, "yang ini maksudnya apa?" Dia malah terkejut, "Hah? Apa? Ada Apa?" Loading lama alias delay, telat berpikir. Gara-gara delay, pekerjaan terbengkalai dan target kita menjadi tidak tercapai dalam pekerjaan. Itulah yang selama ini menjadi bayang-bayang kita. Rasanya seperti apa jika hidup di dalam kegelapan alias bayang-bayang? Akibat delay, ada orang-orang yang berusaha menghindari kebosanan. Di tengah waktu kerja dia meninggalkan pekerjaan sejenak lalu gosip, jalan-jalan, makan-makan, main game, dan lain-lain. Niatnya supaya lebih fresh dan semangat kerja kembali. Mau fresh? Pilih minyak angin Freshcare, yang ga fresh I don't care.... (iklan minyak angin Freshcare)
     Nah, makanya di posting ini saya mencoba membuka wawasan kita mengenai rasa bosan di tempat kerja. Berdasarkan apa yang saya tangkap dari artikel yang saya baca, bosan itu identik dengan imajinasi. Contohnya waktu bekerja, kita melamun dan memikirkan "Coba kalau ada sihir, sekali tring! Selesai deh tuh kerjaan." Memangnya hidup ini hidup di dunia Hari Potret yang sekolah di Hogwarts?! Ini hanya 1 stimulus bagi kita untuk mengubah kondisi ini. Di sini kita dapat menyelesaikan masalahnya secara langsung untuk meredam stres. Coba kita olah stimulus itu, kita dapat menciptakan sihir kita sendiri untuk menyelesaikan masalah. Sihir dunia nyata kita sebut saja itu "siasat", bukan tongkat sihir si Hari Potret.
Bosan mendatangkan imajinasi. Imajinasi mendatangkan ide-ide.
      Kita ambil 1 contoh, misalnya mahasiswa yang akan menghadapi Ujian Akhir Semester (UAS). Keluhan yang pernah muncul, "Duhhh gila ni dosen, bahannya sampe 15 bab gimana blajarnya??" Kalau diberitahu "Lu blajarnya nyicil aja." Pernyataan berikutnya, "Gue ga bisa nyicil, pas deket ujian biasanya lupa lagi yang gue blajar. Bisanya malem sebelom ujian." Tenang, ini bukan akhir dunia, ini hanya permulaan. Dengan imajinasi Hari Potret tadi coba kita modifikasi "nyicil." Apakah "nyicil" itu harus belajar? Tentu tidak... Kita bisa mulai dengan menandai bagian mana saja yang penting dalam materi ujiannya. Kita bisa menambahkan catatan, bisa merangkum, membuat mind map, dan sebagainya. Intinya kita mempersiapkan sesuatu menjelang 1 hari sebelum ujian. Cara lainnya kita dapat mencobanya dari 2 hari sebelum ujian untuk belajar. Ujian berikutnya belajar dari 3 hari sebelum ujian, dan seterusnya. Maksudnya adalah membiasakan diri dengan "nyicil" secara perlahan. Jika merasa kesulitan, ada baiknya melakukan adaptasi demikian. Mau belajar 1 hari sebelum ujian? Silakan. Mau belajar mencicil materi, silakan. Terkait dengan pelarian dari bosan tadi (gosip jalan-jalan dkk.). Kalau mau melakukannya boleh saja. Asalkan pada saat bosan jangan langsung menghindar. Menghindarinya berarti menghindari peluang menemukan siasat yang bermanfaat. Diamlah sejenak bersama kebosanan, setelah berimajinasi sejenak baru tinggalkan tempat kerja untuk menyegarkan diri. Umumnya imajinasi itu kita abaikan. Namun, jika sudah berimajinasi dan menyegarkan pikiran, ide-ide baru itu dapat diproduksi dengan lebih efektif. Setelah mendapat ide atau ilham jangan lupa kembali ke tempat kerja dan selesaikan masalahnya. Semua pilihan ada di tangan Anda, karena Anda begitu berharga (kali ini iklan Loreal).


Sumber artikel: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar