Rabu, 30 Januari 2013

Musuh Terbesar Itu Diri Sendiri

Di segala kalangan usia, pasti pernah dijanjikan atau menjajikan sesuatu. Namun, yang namanya janji dapat diwujudkan maupun dibatalkan. Saat janji dibatalkan, perasaan kecewa, kesal, dan teman-temannya selalu bersama kita. Di balik itu semua, sebenarnya kita punya pilihan untuk mau melepaskan diri dari perasaan-perasaan itu atau tidak. Kalau melepaskan diri, artinya kita mampu menguasai diri. Namun, jika yang terjadi sebaliknya itu berarti perasaan menguasai kita, bukan kita yang menguasai diri sendiri. Memang belum tentu mudah melepaskan diri dari perasaan-perasaan seperti itu, tetapi selalu ada kesempatan di balik kesempitan.
     Rasa kecewa selalu ada saat janji dibatalkan atau ditunda. Rasa ini bercampur aduk dengan marah (tekanan darah semakin kuat), rasa dikhianati, dan teman-temannya. Ini dapat disbut sebagai pikiran irasional. Adanya pikiran ini dapat ditandai adanya pikiran negatif seperti rasa tidak suka pada realita, menyalahi realita, memandang orang lain yang salah, dan lain-lain. Pikiran ini boleh tetap hidup, tetapi harus diwaspadai kadarnya, jangan sampai berlebihan. Cara melawannya, cukup manfaatkan lawannya, pikiran rasional. Saat merasa tidak suka janji dibatalkan, gunakan model ABC yang dideskripsikan oleh Dr. Albert Ellis, perintis rational emotive behavior therapy. A: Activating event (situasinya); B: Beliefs (pikiran dan sikap); dan C: Consequence (perasaan dan tindakan).

Berdasarkan Pikiran Irasional
A: "dia membatalkan janji"
B: "tega-teganya dia batalin, pokoknya harus tetep jalan-jalan, titik! ga pake koma!"
C: "Pokoknya nanti gue bales dia!!"

      Model ABC dapat digunakan untuk mengatasi stres. Merasa kecewa, marah, dan diikuti perilaku (berpikir untuk membalas) itu menunjukkan adanya gejala stres. Pertanyaannya, mau berpikir seperti ini? Masalah tidak selesai, tetapi malah meretakkan hubungan persahabatan. Atau mau melawan pikiran ini? Mau? mau? mau?

Cara Menyelesaikan dengan Pikiran Rasional
     Caranya adalah menambahkan D dan E ke dalam model ABC. D: Disputing (melawan), sedangkan E: Effective new thinking (pikiran baru yang positif).D dilakukan dengan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada diri sendiri, sedangkan E dilakukan dengan mengevaluasi diri.

D: "Kenapa gue mesti mikir buat bales dia? Apa gue harus? Kalo gue bales, hasilnya gimana? Ada ga sih cara lain buat selesain? Atau ada hal lain yang bisa dilakuin selain jalan-jalan? Bagusan mana sama jalan-jalan?"

E: "Awalnya gue ga trima kalo janji uda dibikin jauh-jauh hari trus dibatalin.. tapi kalo dipikir-pikir, ntar kalo masuk kuliah ga ada duit buat beli buku kalo jalan-jalan kluarin duit, tapi ga kluarin duit tuh susah kalo jalan-jalan. endingnya kuliah keteteran extra tinggal kelas. Begitu mutusin buat ga pegi rasanya fly gitu, uda ga ada yang dipikirin, kuliah lebih lancar damai sentosa... sesuatu!"

     Sebaiknya tidak langsung marah kalau janji dibatalkan. Marah itu merusak fisik dan psikis. Saat marah, tensi darah akan semakin kuat, sehingga berbahaya bagi pembuluh darah kalau terlalu kuat. Tidak suka karena janji dibatalkan menyebabkan marah, marah dapat diekspresikan dengan agresi secara verbal maupun fisik, diarahkan ke luar diri maupun ke diri sendiri. Kalau diarahkan ke luar, bisa melampiaskan amarah ke orang lain (verbal) dan melukai orang lain secara fisik karena tidak mampu menahan emosi lagi. Dapat juga berdiam diri terus menerus memikirkan masalah tanpa usaha menyelesaikan dan menyakiti diri sendiri (melampiaskan amarah secara fisik maupun verbal ke diri sendiri), tentu tidak sehat.

      Manusia itu seperti halnya mata uang, memiliki dua sisi. Pilihan ada di tangan manusia, mereka bisa memilih salah satunya  untuk menjadi pedoman hidupnya.Pikiran irasional itu bak musuh dalam selimut, sekali muncul langsung menikam dari belakang. Dia takut dengan pikiran rasional, alias lawannya. Akan tetapi, masih sulit dikalahkan dengan pikiran rasional apabila dia sudah menguasai pikiran dan emosi yang berujung pada perilaku. Tentu saja harus perlahan-lahan sambil mengatur napas melakukan model ABC. Mengatur napas akan menstabilkan fungsi tubuh agar mudah berpikir jernih. Dengan pikiran rasional (sisi terang), ibaratnya kita sedang melawan diri kita sendiri, sisi gelap yang merupakan musuh terbesar kita. Hidup itu pilihan, pilihan ada di tangan Anda, karena Anda begitu berharga... Takdir menentukan kita memiliki dua sisi itu, sisanya adalah pilihan kita ingin berpihak pada sisi mana. Bukankah begitu? "Kalau bisa menguasai diri, itu baru namanya #cetarrr sekali sampai terpampang dari Sabang ke Merauke sepanjang Nusantara! (modifikasi kata-kata Mbak Syahrini, hehe)."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar