Sabtu, 09 Februari 2013

Presentasi? OHHH NOOOO!!!!!

Seringkali presentasi menjadi salah satu hal yang mengerikan bagi seseorang. Baik pelajar sekolah menengah maupun mahasiswa, keduanya selalu saja ada yang takut presentasi. Berbagai komentar dan perilaku mereka pun berbeda sesaat sebelum presentasi dengan saat mereka dalam pergaulan sehari-hari. Di dalam diri mereka sebenarnya mereka ingin dapat presentasi tanpa perasaan grogi berlebihan. Namun, masih ada di antara mereka yang belum menemukan obatnya....

     Minder, grogi, tidak percaya diri, dan lain-lain adalah rendah diri (inferiority complex). Dalam keadaan ini, seseorang tidak menyadari hal-hal positif yang ada di dalam dirinya. Seringkali rendah diri menjadi batu sandungan bagi orang tersebut, misalnya dalam dunia pendidikan. Satu contoh sederhana, di dalam dunia pendidikan ada yang namanya presentasi. Prensentasi dilakukan dengan mempelajari materi pelajaran dan kembali menjelaskannya kepada guru dan teman-teman di dalam kelas. Setelah itu guru memberikan penilaian atas performa tersebut. Sebelum presentasi, umumnya kita dapat mendengar berbagai macam komentar dari teman-teman kita:
1. "duhh, gue grogi nihhhh"
2. "kok tangan gue dingin yahh?"
3. "gimana nihhh??? kok gue ga apal-apal yahhh, ga bisaaa... ga ngerti...."
4. ....

Berbagai macam perilaku pun juga dapat kita jumpai sesaat sebelum presentasi:
1. belajar mati-matian seperti mau ujian nasional
2. sebentar-sebentar pergi ke toilet untuk buang air kecil
3. menyiapkan catatan-catatan kecil (judulnya saja menyiapkan catatan kecil, padahal yang ditulis itu seluruh materi, bukan sebagian saja)
4. ....

Siapa yang pernah merasa demikian???? Namanya grogi tidak apa-apa, asal jangan berlebihan. sesuatu yang berlebihan biasanya kurang bagus^^

     Pernahkah Anda bertanya kepada diri Anda sendiri mengapa hal-hal demikian dapat terjadi? Kalau berbicara mengenai faktor, terdapat banyak faktor yang memengaruhinya. Salah satu contohnya ada kejadian di masa lalu yang membuat kita memandang diri kita "tidak mampu presentasi."Misalnya pernah dimarahi karena belum mampu memahami pelajaran, dikatakan "bodoh" karena belum menguasai materi, memandang presentasi itu sulit sebelum mencoba, dan lain-lain. Cukup kompleks bukan rendah diri itu?

     Bukan sesuatu yang mustahil apabila ingin mengurangi rasa rendah diri. Salah satu konsepnya itu adalah melepaskan batasan-batasan yang membuat kita terkurung dalam perasaan ini. Batasan itu maksudnya hal yang mungkin menyebabkan rendah diri, salah satu contohnya memandang presentasi itu sulit. Daripada menganggapnya sulit dan terus membiarkan itu berkumandang dalam pikiran kita, cobalah tanyakan kepada diri kita "apa yang membuat sulit?" Misalnya:
1. tidak percaya diri
2. takut dikritik
3. takut ditanya tentang materi
4. tidak menguasai materi

     Empat hal inilah yang harus dibasmi agar pandangan itu berubah (dalam contoh ini). Masalah nomor 1 kita selesaikan terakhir saja, karena nomor 2 sampai empat dapat berkaitan dengan nomor 1. Takut dikritik? Memangnya mengapa? So what? Dengan kritikan, kita mengetahui kekurangan kita dan mendapat banyak masukan. Gunakanlah itu untuk maju selangkah demi selangkah. Takut ditanya? Hellloooowww, kalau presentasi apa harapan Anda? Ingin disimak? atau ingin tidak didengarkan? Seorang audience yang bertanya atau mengritik itu pertanda dia menyimak saat kita presentasi. Dia menghargai kita, sehingga dia mau menyimak. Kalian sama-sama berharga, jadi hargailah dia dengan merespon pertanyaannya.

     Persoalan nomor 3 dapat pula diselesaikan dengan menyelesaikan masalah nomor 4. Ada baiknya kita mengenali gaya belajar kita sebelum mempelajari materi, sehingga dapat menjawab pertanyaan dengan lebih tepat. Jika Anda lebih cenderung tipe visual (membaca, membuat catatan, memahami gambar, dll.), cobalah warnai teks materi atau menggunakan mind map, membahasakan materi dan menuliskan kembali, lalu belajar. Jika Anda lebih cenderung auditori (mengandalkan pendengaran dalam belajar), cobalah lakukan tanya jawab dengan teman atau merekam suara Anda saat membaca dan mendengarkannya kembali untuk belajar. Jika keduanya bukan diri Anda, mungkin Anda tipe orang yang bertipe kinestetik. Umumnya seseorang yang kinestetik suka menggerakkan kakinya atau tangannya saat belajar. Atau bahkan berjalan ke sana ke mari selama belajar. Orang kinestetik lebih suka belajar dengan "mengalami langsung," tetapi ini belum tentu identik dengan praktik. Untuk mempelajari teori, mungkin dapat menuliskan contoh dari kehidupan sehari-hari. Tujuannya adalah agar dapat membayangkan kejadian sebenarnya dan menangkap konsepnya.

     Setiap menyelesaikan satu masalah, jangan lupa apresiasi diri Anda, pujilah diri Anda. Tujuannya adalah agar Anda mengingat kesuksesan dalam mengatasi masalah. Setiap selesai satu masalah, Anda akan lebih percaya diri. Hasilnya, masalah nomor 1 "kurang percaya diri" dapat diatasi perlahan-lahan sekaligus menyelesaikan masalah lainnya. Harapan dapat berpresentasi dengan baik sudah di depan mata, tinggal memilih ingin mencapainya atau menjauh. Anda pun juga akan menyadari hal-hal positif dalam diri Anda, yaitu Anda mampu mengatasi masalah, rasa rendah diri pun akan berkurang. Sesuatu yang menjadi batu sandungan Anda akan tersingkir ketika Anda menyadari hal positif dalam diri Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar