Selasa, 11 September 2012

Dia Kreatif, Saya Tidak. Yakin???

     Urusan kreatif atau tidak seringkali identik dengan topik seperti seni atau  wirausaha seperti "Bosan Jadi Pegawai" yang acara TV itu lho.. Ketika kita menyaksikan hasil karya seni atau episode-episode di dalam film itu selalu saja ada yang unik. Ada pula yang berpikir, "Kok bisa yah bikin barang-barang antik trus dijual, kreatif banget. Gue diminta begitu mah aduhhh...abis dah, ga sekreatif itu guee..." Hal yang perlu diketahui, kreativitas itu tidak hanya dalam seni. Dalam memecahkan masalah kita perlu kreativitas, dalam membuat rencana kita perlu itu, cara berpakaian agar tampil awet muda, membuat presentasi yang menarik, dan lain-lain. Sebenarnya apa itu kreativitas? Kreativitas merupakan aktivitas pikiran yang menghasilkan cara baru atau tidak biasa dalam memandang sebuah masalah atau situasi. Selama itu sesuatu yang tidak biasa, itulah kreativitas.

Bohlam sering  dihubungkan dengan "ilham",
mengapa demikian?

     Kita ambil saja salah satu contoh di atas, misalnya cara berpakaian agar tampil awet muda. Si A berpikir lebih baik meramu tanaman-tanaman yang berkhasiat bagi kecantikan. B malah berpikir memakai pakaian yang fashionable agar siapapun tidak terlalu memerhatikan wajahnya yang awet tua. Sedangkan si C berpikir yang praktis dan sederhana, ke klinik X misalnya. "Sebelum saya berobat di sini saya awet tua, tetapi setelah 3 bulan berobat saya merasa awet muda, bye-bye aging^^" Nah, bagaimana ketiga ide itu muncul? Pada intinya ketiga teman kita itu melewati sebuah proses, yaitu proses berpikir kreatif. Pada umumnya kreativitas muncul melalui empat tahap; persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi. Pertama-tama A, B, dan C mengumpulkan informasi mengenai masalah awet tua dan ingin berusaha menyelesaikannya (preparasi). Selanjutnya mereka bingung apa yang harus dilakukan agar mereka tetap cantik awet muda. Daripada stres memikirkan itu alias buntu pikirannya, lebih baik jalan-jalan dulu ke mal. Saat di mal mereka sudah mulai santai meninggalkan masalahnya sementara (inkubasi). Mereka pun melintasi toko kecantikan dan melihat berbagai macam krim anti penuaan yang dibuat oleh dokter ternama. Seketika ide-ide itu muncul, istilahnya mendapatkan "ilham" (iluminasi). Tahap terakhir, mereka menguji coba ide itu cukup baik atau tidak (verifikasi). 
     Kreativitas yang biasanya kita maksudkan adalah di tahap ke-3. Kita pun juga selalu menganggap yang namanya kreatif itu pasti sesuatu yang tidak biasa. Sesuatu yang tidak biasa baru dapat dihasilkan jika pengetahuan kita sudah mencukupi dan lingkungan kita menginginkan kita untuk kreatif. Pengetahuan yang banyak akan sangat memudahkan kita menghubungkan satu informasi dengan informasi lain. Contohnya kita mempunyai konsep warna merah. Apa saja yang berwarna merah? ada lipstick, taplak meja, sapu tangan, cat kuku, kalender, dan lain-lain. Sedangkan lingkungan berpengaruh pada motivasi kita. Apabila orang-orang terdekat kita ada yang mengatakan "wah hebat! bla-bla-bla" saat kita menciptakan sesuatu, kita pun akan semakin merasa usaha kita dihargai dan ingin memberikan yang lebih. Itulah sebabnya motivasi juga terpengaruh dalam hal kreativitas ini. Dalam contoh-contoh di atas, yang manakah yang kreatif?? Tidak perlu minder kalau dikatakan tidak kreatif. Sesuatu yang kita berikan belum tentu inovatif bagi orang lain karena dia mungkin sudah pernah melihat yang lebih kreatif. Apabila menurut kita itu adalah sesuatu yang baru karena kita belum mengetahui yang lain, berbanggalah sebab itu menandakan peningkatan dalam kreativitas.

2 komentar:

  1. Untuk paragraf 2 baris 2 dari kalimat akhirr.
    tiba-tiba ide-ide itu muncul??
    mungkin lebih bagus kalau tiba-tiba ide itu muncul.
    Karena menurut saya, ide itu sudah mewakili kata jamak. Jadi, tidak perlu tiba-tiba ide-ide itu muncul.

    Lalu untuk overall sudah ok. Tapi coba warnanya jangan orange.
    Kurang enak bacanya, soalnya backgroundnya berwarna cerah.

    BalasHapus