Senin, 03 September 2012

Tidur Membawa Sensasi

    Suatu hari seorang mahasiswa di sebuah universitas sedang berkunjung ke perpustakaan (perpus) fakultas, katakanlah namanya adalah Steve. Tujuannya untuk membaca buku dengan santai sambil menunggu jam kelas berikutnya. Kelas berikutnya akan dimulai pada pukul 15.00, dia berada di perpus sejak pukul 12.00. Selama satu jam Steve membaca buku dengan tenang sambil berbincang-bincang dengan teman-teman di perpus. Setelah teman-temannya pergi, Steve hanya sendirian berada di dalam sana. Masuklah seorang senior laki-laki yang memakai pakaian dengan fashion style sensasi formal dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia pun duduk di sofa sebelah kiri Steve sambil memegang sebuah buku dan sebuah telepon genggam (handphone).
      Steve tiba-tiba mendengar bunyi "tak-tek-tak-tek, kresek-kresek" dari kiri. Ternyata senior itu bukan membaca buku, tetapi bermain handphone. Cerdas, rupanya buku hanya simbol kamuflase anak rajin.....>< Rasa kesal pun dirasakan Steve sebab keheningan menjadi rusak karena suara itu. Dua menit kemudian suara itu berubah menjadi suara dengkuran, ternyata dia tertidur dengan buku terbuka menutupi bagian dahinya. Sementara itu, mulutnya terbuka dan mengeluarkan bunyi "ngok..ngok...NGGGGOOOKKKK!!!...ngok". Semakin lama semakin keras nyanyian tidur itu, seakan-akan getaran suara itu 7 skala Richter!! Sesuatu~ Steve dan dua orang mahasiswa lain yang ada di dalam perpus memang tidak membangunkannya. Kasihan, dia semalaman mencari nafkah untuk keluarganya sambil berjualan martabak sampai jam 3 pagi (duniakhayal.com). Steve dan teman-temannya yang tadinya sedang asyik membaca buku terganggu oleh nyanyian itu menemukan kegiatan menyenangkan, yaitu "mengobservasi manusia yang sedang tidur". Steve dan satu temannya beranjak dari tempat duduk menuju rak buku (kelihatannya mau cari buku, padahal mengobservasi sembunyi-sembunyi).
Agar observasi berhasil,
sebaiknya subjek tidak menyadari
keberadaan kita
    Sepanjang Steve mengobservasi, dia mengingat bahwa salah satu hal yang membentuk kepribadian individu adalah interaksi individu dengan lingkungan sosial pada waktu masih kecil. Jangan-jangan budaya mencari tempat nyaman untuk tidur dimana-mana merupakan salah satu perilaku senior itu?! Apa mungkin dia melakukan modeling terhadap perilaku tidur seperti itu dari individu-individu di sekitarnya? Tidak hanya meniru sebuah perilaku, tetapi juga sangat mungkin nilai-nilai eksternal juga diterima dan dianut oleh dia termasuk nilai boleh tidur dimana-mana yang penting ceria. Tidur kalau lelah boleh-boleh saja, tetapi perhatikan dulu tempatnya... Namanya saja perpus, siapapun ingin membaca buku dan mengerjakan tugas dengan tenang. Kalau selama membaca dan mengerjakan tugas diiringi nyanyian tidur seperti namanya bukan "pengaruh musik terhadap kemampuan memori manusia" lagi namanya, "musik alias gempa bumi". Ketika Steve melintas di depan senior itu, ternyata ada satu orang lagi di sofa lain tersenyum kecil ketika melihat Steve. "Wah! Jangan-jangan dia juga asyik mengobservasi si senior?! A mysterious taste! Kabur ah sebelum ketahuan, hihihi" ujar Steve dalam hatinya. Keempat orang yang mengobservasi dapat diibaratkan "The Four" versi palsu; Chance snatcher (pencuri kesempatan observasi), emotionless (tidak segan-segan observasi orang tidur), cold blood (kejam, observasi tanpa sepengetahuan), dan invisible hand (jadi invisible person, bukan invisible woman Fantastic 4).

2 komentar:

  1. itu steve katanya cuma sendiri trs tau2 ko ada temennya lagi?
    hahaha

    BalasHapus
  2. itu temennya ga ketauan ada di situ, rupanya baru nyadar pas akhir-akhir, wkwkwk

    BalasHapus